Studi: 57% Data Tidak Terpakai di Komputer


CALIFORNIA - Plastik dan makanan bukanlah satu-satunya sampah yang mengotori dunia. Data-data buangan dari komputer juga menghambur-hamburkan energi serta mampu merusak sistem komputer, demikian menurut penelitian terbaru dari ilmuwan Amerika Serikat (AS).

"Data-data yang tak terpakai juga mengotori lingkungan digital dengan menurunkan performa serta kapasitas sistem penyimpanan," tulis Ragib Hasan dan Randal Burns dari John Hopkins University di situs arxiv.org.Demikian seperti yang dikutip dari ABC Science, Senin (18/7/2011).

Ragib Hasan dan Randal Burns mengatakan bahwa data-data buangan memiliki dampak operasional, ekonomi dan sosial. Keduanya juga menambahkan bahwa penyimpanan serta pemprosesan ruang untuk data buangan, bandwidth dan waktu prosesor, membuang banyak waktu dan energi.

Untuk menelaah masalahnya, kedua ilmuwan tersebut menganalisis sebuah laptop MacBook, sebuah komputer dengan OS Linux, dan sebuah server dari lab John Hopkins University. Mereka menemukan bahwa 20 sampai 57 persen file di komputer tidak pernah diakses, semenjak pertama kali disimpan. Untuk hal penggunaan ruang hardisk, file-file tak terpakai tersebut dihitung dari 38 hingga 99 persen untuk total penggunaan.

"Hal ini menunjukkan bahwa jumlah data yang tak terpkai dalam sebuah sistem komputer cukup signifikan," ujar mereka.

Untuk membantu meningkatkan pengaturan data yang tak terpakai, para ilmuwan menganjurkan agar pengguna memakai recycle bin, sebagai mana jika ingin membuang sampah fisik ke tempat pembuangan. "Pelajaran dari dunia nyata, penerapannya sama untuk dunia digital," katanya.

Hasan dan Burns berpendapat bahwa mengurangi file-file yang tak berguna merupakan opsi terbaik. "Tiap-tiap aplikasi harusnya juga dirancang agar lebih hemat file, sehingga hanya data yang terpakai saja yang tersimpan dalam komputer," ungkap mereka.

"Jelas, kita harus memperhatikan data-data yang tak terpakai. Karena menganalisis serta mengklasifikasi data itu sangat-sangat memakan waktu dan sulit," ujar Dr Robert Bell dari Advanced Scientific Computing CSIRO.

Saat ini sangat sulit untuk dijelaskan berapa jumlah total data tak terpakai secara keseluruhan. "Yang menjadi masalah adalah data sisa seseorang itu mungkin penting bagi pihak lain. Jadi harus diatur secara hati-hati," pungkas Bell.

0 komentar:

Posting Komentar