CIKAL BAKAL NAMA "AMLAPURA" SEBAGAI IBUKOTA KARANGASEM


Sejarah nama Kota Amlapura yang diresmikan oleh Bupati Karangasem waktu itu Anak Agung Gede Karang pada 17 Agustus 1970, kini menyimpan sejarah dan kenangan tersendiri. Ibu Kota suatu daerah Kabupaten di Bali waktu itu sudah dimiliki sejumlah daerah tingkat II, almarhum Bupati AA Gd Karang merasa tergelitik untuk melahirkan gagasan menggali satu nama bagi Ibu Kota Karangasem.


Menurut penuturan salah satu tokoh Puri Anak Agung Ngurah Agung, SE, MM, ketika ditemui (9-8-2011) di Amlapura, mengatakan, nama Amlapura sebetulnya lahir dari inspirasi nama salah seorang tokoh Puri di Karangasem yakni Puri Kelodan yang ada di wilayah Batu Aya yaitu I Dewa Karang Amla yang waktu itu menjadi penguasa. Disamping itu, juga ada alternatif-alternatif mengambil perbandingan situasional wilayah dimana masa itu di Kota Karangasem banyak terdapat pohon buah (asam) yang artinya juga Amla. Sedangkan nama Amlanegantun yang sempat mencuat, juga sempat dimunculkan sebagai alternatif nama kota. Namun yang ditetapkan akhirnya Amlapura yang terjemahannya pula berarti Karangasem atau kota buah. Dikatakan, dulu bahkan Karangasem disebut Kota Lahar karena sebagian Kota Amlapura di wilayah barat yakni Subagan, dilanda lahar dari letusan Gunung Agung tahun 1963. Letusan hebat menelan korban ribuan jiwa bahkan menenggelamkan sejumlah desa di Sebudi, Selat dengan jumlah kerugian materiil tak terhitung. Hal itu juga digunakan AA Gde Karang sebagai simbol lambang daerah yakni gambar Gunung Agung meletus. Namun secara filosofis , Gunung Agung merupakan salah satu gunung di Bali yang disucikan umat Hindhu sebagai stana para dewata dimana dikakinya sekarang terdapat Pura Besakih yang dibangun Rsi Markandya sangat terkenal sebagai tempat suci Agama Hindu di Bali.

Anak Agung Ngurah Agung mengharap, dengan prestasi Amlapura seperti itu hendaknya dapat dikelola sebagai kota wisata dengan menggarap potensi Puri yang terdiri 5 bagian Puri masing-masing Puri Gede, Puri Kanginan, Kelodan, Puri Kauhan, Puri Kaleran, Puri Kertasura, Puri Kresna Duta. Sebagai pusat perkotan keberadaan Puri sangat potensial digarap untuk menjadikan sebagai tujuan wisata. Secara pisik selain menggarap aspek pisik pemasangan paving, ornament, gerbang memasuki kawasan Puri, maka optimis keberadan Kota Amlapura semakin menarik kedepan.

Ketua DPRD yang dijabat Anak Agung Made Karang saat itu juga sependapat nama Amlapura dipilih sebagai Ibu Kota Karangasem, sehingga sejak saat itu Karangasem memiliki Ibu Kota resmi dan disosialisasikan kepada masyarakat yang dikenal hingga sekarang. Pada zaman itu daerah tidak memiliki kemampuan membangun karena tiadanya PAD. Untuk membangun prasarana sosial saja, waktu itu dananya dicari dari penyelenggaraan sabung ayam sehingga mampu membiayai pembangunan gedung kesenian yang sekarang diwarisi. Bahkan dulu Sedahan Agung yang bertugas menghimpun pendapatan tidak jarang memperoleh setoran berupa natura / hasil bumi seperti kelapa, padi, pisang dan buah-buahan lainnya disetorkan kepada pemerintah, namun lambat laun akhirnya sudah digantikan dalam bentuk uang.

Sumber: www.karangasemkab.go.id

0 komentar:

Posting Komentar